Pada suatu waktu (sekitar tahun 1994)di
daerah yang bernama Daisy ST hiduplah seorang
ibu dan anak perempuannya bernama Maya. Ia adalah seorang pelajar di
Senior High School of Daisy, ia pintar tidak dalam bidang akademik saja namun
juga bidang non-akademik yaitu sebagai pemain biola dari orkestra kecil di
sekolahnya. Biola yang ia pakai adalah pemberian dari sang Ibu. Walaupun sudah
cukup tua, ia tetap memakainya dan merawat biola tersebut dengan baik.
Di rumah, ia juga anak yang rajin dan
selalu membantu ibunya. Ayahnya sudah lama meninggal, jadi ia harus membantu
ibunya bekerja sebagai pedagang sayur di pasar. Ia tak pernah mengeluh, karena
baginya ibu adalah sosok orang yang sangat ia cintai dan hormati.
Kehidupannya berjalan baik-baik saja dan
tidak ada banyak masalah walaupun bagi sebagian orang hidup Maya dan Ibunya
cukup sederhana.
Namun,suatu ketika tepat pada
tanggal 8 Agustus 1996 sang ibu
meninggal dunia karena terserang wabah penyakit berbahaya di daerah Daisy ST.
Maya yang kala itu ingin segera melanjutkan sekolah ke University of Daisy
harus mengubur impiannya dalam-dalam. Ia harus berjuang sendirian membiayai
hidup karena ia tak punya sanak-saudara lagi yang membantunya.
Ia kemudian mencari pekerjaan sesuai
keahliaanya yaitu bermain biola, akhirnya ia diterima di suatu Orkestra milik
Seniman terkenal asal Daisy ST yang bernama Woldfy Hudsy Jr. Disana ia diterima
dengan baik. Tetapi ia menjadi pemain ke-2 yang sifatnya bukan pemain tetap,
karena itulah ia terpaksa mencari uang di pusat kota dengan bermain biola. Uang
yang ia dapatkan nantinya akan ia gunakan untuk melanjutkan sekolahnya ke
universitas.
Setelah 3 bulan ia menjadi pemain
pengganti di orkestra, akhirnya ia menjadi pemain tetap. Uang yang ia dapat
dari orkestra cukup untuk biaya masuk University of Daisy, ia mengambil jurusan
seni musik karena ia ingin memperdalam pengetahuan musiknya terutama musik
klasik. Memasuki semester pertama ia sudah mendapatkan beasiswa dari sekolah
karena ia termasuk dari siswa peraih nilai tertinggi pada setiap mata kuliah
yang diujikan. Alhasil, biaya hidupnya semakin bertambah ringan.
Tetapi cobaan terus saja menerpanya, di
perkumpulan Daisy Orchestra ada seorang pemain biola pengganti yang merasa
dirinya lebih hebat daripada Maya, ia bernama Reina. Reina masuk pada tahun
yang sama dengan Maya, namun Maya-lah yang terlebih dahulu menjadi pemain biola
tetap di orkestra. Merasa iri dengan Maya, akhirnya Reina menemui Maya dan
merusak biola milik Maya kemudian meninggalkannya begitu saja.
Kemudian setelah kejadian itu, Maya
pulang ke rumah dan menulis di buku hariannya sambil menitikkan air
mata........
24 Sept 1997
“Ibu, maafkan Maya karena Maya tak bisa
menjaga biola ini,biola ini bagi Maya adalah sebuah harta yang berharga setelah
ibu meninggalkan Maya.Maya tak dapat berbuat apapun, Maya hanya bisa berdoa
semoga orang yang telah merusak biola ini dapat sadar akan kesalahannya. Maya
akan berusaha lebih keras lagi untuk terus hidup bersama musik dan biola karena
dua hal itu telah menjadi nyawa untuk Maya”.
Keesokan harinya, ia membeli biola
dengan sisa uang tabungannya dan ia terus melanjutkan hidup sebagai pemain
biola dan mahasiswa Universitas Daisy.
Setelah lulus dari universitas, ia tetap
menjadi pemain orkestra namun Orkestra Internasional dan disela-sela waktunya
ia menulis buku perjalanan hidupnya yaitu My Mother and Violint yang sangat
terkenal kala itu.
Dan pada bukunya, ia menuliskan kata
terakhir yaitu Sumber dari keberhasilan adalah mencintai ibumu dan selalu menganggap
semua masalah seperti sebuah irama yang compang-camping dan harus diatur
sehingga menjadi selaras.
Mulai saat itu, Maya dikenal sebagai
pemain biola kelas dunia yang kharismatik dan selalu menghargai hidup.
by : Aulia Rena
0 komentar:
Posting Komentar