Oleh: Hj. Irena Handono Pakar Kristologi dan Pendiri Irena Center
Tulisan sebelumnya mengungkapkan bahwa hampir semua nabi yang
disebut dalam Bibel digambarkan sebagai sosok yang melakukan dosa-dosa
besar, seperti penipuan, perzinaan, inses, pengkhianatan, menyembah
berhala dan penghujatan.
Jika semua nabi dalam Bibel dikatakan sebagai manusia yang
bermaksiat, tidak bermoral, dsb, lalu bagaimana dengan Nabi Isa as?
Nabi Isa as yang disebut sebagai Yesus dalam Bibel ternyata digambarkan
sebagai sosok mulia, santun, baik hati, ramah dan rela mengorbankan
nyawanya sebagai penebus dosa untuk menyelamatkan seluruh umat Kristen.
Tapi pembuktian di bawah ini menunjukkan tidak pernah Yesus
menjanjikan penebusan dosa kepada murid-muridnya. Bahkan semua
nabi-nabi sebelum Yesus pun tidak pernah ada yang memperkenalkan konsep
penebusan dosa! Lalu konsep ini dari mana?
Dalam Perjanjian Baru
Bagi umat Kristen, meyakini Yesus sebagai korban penebusan dosa
adalah sertifikat bagi keselamatan manusia keturunan Adam agar
terhindar dari kebinasaan kekal di dalam neraka kelak. Yesus dianggap
sebagai juru selamat bagi mereka.
Namun pada kenyataannya, Yesus sama sekali tidak pernah mengajarkan adanya dosa warisan dan keharusan menebusnya.
Dalam Injil yang dikarang oleh Markus pasal 10:17-19 dikisahkan seseorang bertanya kepada Yesus :
“Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup
yang kekal?” Jawab Yesus: “Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorang pun
yang baik selain dari pada Allah saja. Engkau tentu mengetahui segala
perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzina, jangan mencuri, jangan
mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang, hormatilah
ayahmu dan ibumu!”
Ajaran Yesus tentang keselamatan tersebut sangat jelas, gamblang dan
tidak memerlukan penafsiran bahwa untuk mencapai keselamatan seseorang
harus harus menaati hukum Taurat.
Dalam Perjanjian Lama
Orang-orang sebelum lahirnya Yesus, para nabi sebelum Yesus,
tertulis dalam Perjanjian Lama disebut sebagai orang-orang zaman
Taurat. Mereka ini mengenal ajaran keselamatan adalah dengan
mempercayai Allah sebagai Tuhan satu-satunya, sebagai juru selamat
satu-satunya dan sebagai penebus satu-satunya.
…..Bukankah Aku, Tuhan? Tidak ada yang lain, tidak ada Allah selain
dari pada-Ku! Allah yang adil dan Juruselamat, tidak ada yang lain
kecuali Aku! (Yesaya 45:21)
….supaya seluruh umat manusia mengetahui, bahwa Aku, Tuhan, adalah
Juruselamatmu dan Penebusmu, Yang Mahakuat, Allah Yakub.“ (Yesaya
49:26)
……tetapi Aku adalah Tuhan, Allahmu sejak di tanah Mesir; engkau
tidak mengenal allah kecuali Aku, dan tidak ada juruselamat selain dari
Aku. (Hosea 13:4)
Mereka sama sekali tidak pernah diajarkan tentang penebusan dosa
Adam untuk memperoleh keselamatan dan sama sekali tidak pernah
diajarkan tentang adanya dosa warisan yang pernah dilakukan oleh Adam
as.
Satu-satunya jalan keselamatan adalah dengan meyakini bahwa Allah
SWT adalah tuhan satu-satunya, juru selamat satu-satunya dan sebagai
penebus dosa satu-satunya atau sebagai Tuhan yang Maha Pengampun
satu-satunya.
Yehezkial 18:20-23,
20. Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan
turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung
kesalahan anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, dan
kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya.
21. Tetapi jikalau orang fasik bertobat dari segala dosa yang
dilakukannya dan berpegang pada segala ketetapanKu serta melakukan
keadilan dan kebenaran, ia pasti hidup, ia tidak akan mati.
22. Segala durhaka yang dibuatnya tidak akan diingat-ingat lagi terhadap dia; ia akan hidup karena kebenaran yang dilakukannya.
23. Apakah Aku berkenan kepada kematian orang fasik? demikianlah
firman Tuhan ALLAH. Bukankah kepada pertobatannya supaya ia hidup?
Seperti itu juga ajaran keselamatan yang diajarkan oleh Yesus kepada kaumnya.
Darimana Asal Konsep Penebusan Dosa?
Dari penelusuran Bibel, ternyata sejak zaman Adam as hingga zaman
sebelum kelahiran Yesus, tidak seorangpun yang menerima pengajaran dari
para nabi dan orang-orang suci tentang adanya dosa warisan dan adanya
keharusan untuk menebusnya, begitu juga pada masa mulai kelahiran Yesus
dan dakwah Yesus.
Ajaran dan doktrin penebusan dosa, merupakan hasil
sinkritisme/gabungan dari ajaran orang-orang pagan penyembah berhala
dengan peristiwa penyaliban Yesus. Pengikut Paulus umumnya berasal dari
orang-orang di luar Israel yakni orang-orang pagan. Mereka memiliki
ajaran untuk menyerahkan korban tebusan kepada dewa agar mereka selamat
dari bencana alam dan mendapat berkah dari alam. Kemudian mereka
melihat sosok Yesus yang saat itu dikabarkan Yesus telah mati di tiang
salib, dan Yesus adalah orang suci yang tidak pernah berdosa, sehingga
cocok sebagai korban persembahan kepada dewa. Maka lahir ajaran baru
tentang keselamatan manusia yang sama sekali tidak pernah diajarkan
oleh Yesus. Inilah yang disebut Kristen, maka tidak heran bila hari
Natal umat Kristiani justru tepat pada hari kelahiran Dewa Matahari dan
jauh dengan tanggal kelahiran Yesus.
Sumber : mediaumat.com
0 komentar:
Posting Komentar