CAIRO (Daulahislam.com) : Setidaknya
17 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka di seluruh Mesir sebagai
pasukan keamanan menyerang pendukung mantan Presiden Mohamed Morsi.
Pada hari Jumat (24/01/14), ribuan aktivis Ikhwanul Muslimin dan para
pendukungnya menggelar demonstrasi nasional menentang penumpasan brutal
oleh tentara yang menggulingkan Morsi dalam kudeta tahun lalu.
Para demonstran menyerukan pembebasan aktivis Ikhwanul ditangkap oleh
polisi. Mereka juga meneriakkan slogan-slogan menentang kepala militer
Jenderal Abdel Fattah al-Sisi.
Bentrokan antara demonstran dan pasukan keamanan pecah di beberapa
kota. Polisi menggunakan kekuatan militer menindak keras terhadap
demonstran damai. Sejumlah pengunjuk rasa pro-kudeta juga menyerang
pendukung Morsi dengan batu serta peluru.
Kematian dilaporkan di kota-kota Kairo, Bani Suef, Alexandria,
Damietta, Giza, Faiyum dan Minya. Polisi juga menangkap sejumlah orang.
Mesir telah mengalami kekerasan tak henti-hentinya sejak 3 Juli,
ketika tentara menggulingkan pemerintah Morsi itu, membekukan
konstitusi, dan membubarkan parlemen. Hal ini juga ditunjuk sebagai
kepala Mahkamah Konstitusi Agung, Adly Mahmoud Mansour, sebagai presiden
interim baru.
Pemerintah sementara telah meluncurkan tindakan keras berdarah
terhadap para pendukung Morsi dan menangkap ribuan anggota Ikhwanul,
termasuk pemimpin senior partai.
Universitas Mesir juga telah menjadi tempat bentrokan kekerasan,
dengan siswa menyerukan kembalinya Morsi dan menuntut diakhirinya
tindakan keras terhadap para pendukung Ikhwanul.
Pada tanggal 25 Desember, pemerintah militer yang ditunjuk terdaftar
gerakan sebagai “teroris” organisasi atas dugaan keterlibatan dalam
serangan bom mematikan, tanpa menyelidiki atau memberikan bukti apapun.
Pada hari Rabu, Amnesty International mengkritik pemerintah Mesir
untuk menggunakan “skala belum pernah terjadi sebelumnya” kekerasan
terhadap pengunjuk rasa dan berurusan “serangkaian pukulan merusak hak
asasi manusia.”
Menurut kelompok hak asasi yang berbasis di Inggris, 1.400 orang
telah tewas dalam kekerasan politik sejak penggulingan Morsi itu,
“sebagian besar dari mereka karena kekuatan yang berlebihan yang
digunakan oleh pasukan keamanan.” (dp/dais)
Sumber : daulahislam.com
0 komentar:
Posting Komentar